Selasa, 06 Desember 2011

Sistem Penerangan

Sistem penerangan (lighting sistem) sangat diperlukan untuk keselamatan pengendara dimalam hari. Sistem ini dibagi menjadi dua sistem penerangan :

Penerangan luar  
  1. Lampu besar
  2. Lampu belakang
  3. Lampu rem
  4. Lampu jarak/kota
  5. Lampu tanda belok
  6. Lampu hazard
  7. Lampu plat nomor
  8. Lampu mundur
Penerangan dalam
  1. Lampu meter
  2. Lampu ruangan

Lampu Penerangan luar 
1.  Lampu besar
Sistem lampu besar merupakan lampu penerangan untuk menerangi jalan dibagian depan kendaraan. Pada umumnya lampu besar ini dilengkapi dengan lampu jauh dan lampu dekat (high beam dan low beam) dan dapat dihidupkan dari salah satu switch oleh dimmer switch.


Tipe lampu besar
Ada dua tipe lampu besar yang digunakan Pada kendaraan, yaitu :
1)  Lampu besar tipe sealed beam.
Di dalam lampu besar tipe sealed beam, penggunaan bola lampunya tidak terpisah, keseluruhan terpasang menjadi satu seperti bola lampu dan filament terpasang di depan kaca pemantul untuk menerangi kaca lensa.


2)  Lampu besar tipe semisealed beam.
Perbedaan antara semisealed beam dan sealed beam ialah pada konstruksinya, dimana pada semi sealed beam bola lampunya dapat diganti dengan mudah sehingga tidak di perlukan penggantian secara keseluruhan bila bola lampunya putus atau terbakar. Lagi pula bila menggantinya dapat langsung diganti dengan cepat. Bola lampu besar semi sealed beam tersedia dalam tipe seperti berikut:
  • Bola lampu biasa
  • Bola lampu Quartz – halogen
 Lampu besar tipe Sealeed Beam

Cara memasang pada seat mengganti bole lampu Quartz Halogen :
Bola lampu quartz halogen lebih panas dibandingkan dengan bola lampu biasa saat digunakan, umur lampu ini akan lebih pendek bila oli atau gemuk menempel pada permukaannnya. Lagi pula garam dalam keringat manusia dapat menodai kacanya (quartz). Untuk mencegah ini peganglah bagian flange bila mengganti bola lampu untuk mencegah jari-jari menyentuh quartz.
Gambar Cara memasang bola lampu

2.  Lampu jarak dan lampu belakang
Lampu kecil untuk dalam kota ini memberi isyarat adanya serta lebarnya dari sebuah kendaraan pada malam hari bagi kendaraan lainnya, baik yang ada di depan maupun di belakang. Lampu-lampu tersebut untuk yang bagian depan disebut dengan lampu jarak (clearence light) dan yang dibagian belakang disebut dengan lampu belakang (tail light).

Gambar Letak lampu jarak dan lampu belakang beserta saklarnya

3.  Lampu Rem
Lampu rem (brake light) dilengkapi pada bagian belakang kendaraan  sebagai isyarat untuk mencegah terjadinya benturan dengan kendaman d! bedakang yang mengikuti seat kendaraan mengerem.

Gambar lampu rem

4.  Lampu tanda belok (turn sighal light)
Lampu tanda belok yang dipasang di bagian ujung kendaman seperti pada fender depan, untuk memberi isyarat pada kendaraan yang ada di depan, belakang dan sisi kendaraan bahwa pengendara bermaksud untuk membelok atau pindah jalur. Lampu tanda belok mengedip secara tetap antara 60 sampai 120 kaii setiap menitnya. Lampu bisa berkedip karena dilengkapi dengan flasher, Flasher tanda belok adalah suatu alat yang menyebabkan lampu belok mengedip secara interval. Turn signal flasher bekela pada prinsip yang bervariasi. Pada umumnya menggunakan tipe semi - transistor yang kompak, ringan dan dapat diandalkan. Dalam flasher tanda belok tipe semi-transistor, bila bola lampunya putus, maka mengedipnya mulai cepat dari yang normal, dan ini merupakan tanda kepada pengemudi untuk menggantinya.

Gambar lampu tanda belok

5.  Lampu hazard (hazard warning light)
Lampu hazard digunakan untuk memberi isyarat keberadaan kendaman dari bagian depan, belakang dan kedua sisi selama berhenti atau parkir dalam keadaan darurat. Yang digunakan adalah lampu tanda belok, tapi seluruh lampu mengedip serempak.

Gambar Lampu Hazard

6.  Lampu plat nomor
Lampu ini menerangi plat nomor bagian belakang. Lampu plat nomor menyala bila lampu belakang menyala.

Gambar Lampu Plat Nomor

7.  Lampu mundur
Lampu mundur (back up light) dipasang pada bagian belakang kendaraan untuk memberikan penerangan tambahan untuk melihat kebelakang kendaman saat mundur di malam hari, dan memberikan isyarat untuk kendaman yang mengikutinya bahwa pengendara bermaksud untuk mundur/sedang mundur. Lampu mundur akan menyala bila Luas transmisi diposisikan mundur dengan kunci kontak ON.
Gambar Lampu Mundur

8.  Lampu kabut
Lampu kabut digunakan pada saat cuaca berkabut, jalanan berdebu atau hujan lebat.
Penggunaan lampu harus mengikuti aturan yang    berlaku yakni :
Pemasangan kedua lampu harus berjarak sama baik yang kanan dari titik tengah kendaran. Lampu kabut dihubungkan bersama-sama lampu jarak dekat (pada saklar dim). Lampu kabut.tidak dihidupkan bersama-sama dengan lampu jarak dan hanya dihidupkan bersama lampu kota. Lampu kabut boleh menggunakan lensa wama putih atau warna kuning.

Gambar Rangkaian lampu kabut

Bila lampu kabut akan diaktifkan maka saklar larnpu kepala harus pada posisi lampu jarak dekat. Saat saklar lampu basket diaktifkan, anus listrik dari saklar lampu kepala akan mengalir ke relay melalui saklar lampu kabut. Dengan aktifnya relay maka arus listrik dari baterai akan mengalir ke lampu kabut melalui sekering dan relay. 

Lampu Penerangan Dalam
1.  Lampu ruangan
Lampu ruangan (dome light) menerangi interior ruangan penumpang yang dirancang agar tidak menyilaukan pengemudi pada malam hari. Umumnya lampu ruangan (interior) letaknya dibagian tengah ruang penumpang kendaraan untuk menerangi interior dengan merata. Lampu ini disatukan dengan switchnya yang mempunyai 3 (tiga) posisi yaitu : ON, DOOR dan OFF. (untuk memberi kemudahan keluar masuk pada malam hari, lampu ruangan dapat disetel hanya menyala bila salah satu pintunya dibuka. Ini dapat dilakukan dengan menyetel switch pada posisi DOOR.

Gambar Lampu ruangan

2.   Lampu Instrumen Panel (lampu meter).
Lampu instrumen panel digunakan untuk menerangi meter-meter pada instrumen panel pada malam hari dan memungkinkan pengemudi membaca meter-meter dan gauge dengan mudah dan cepat pada saat mengemudi. Lampu instrumen panel akan menyala bila lampu belakang (tail light) menyala.
Ada beberapa model yang dilengkapi dengan lampu pengontrol rheostat yang memungkinkan pengendara mengontrol terangnya lampu-lampu pada instrumen panel.
Macam-macam bola lampu dan titik pengunci dalam mengganti bola lampu.
Tipe bola lampu bervariasi yang digunakan pada sebuah kendaraan, dapat dikiasifikasikan dalam beberapa cara. Pada modul kompetensi ini dijelaskan beberapa titik pengund pada saat mengganti bola lampu, yang dapat dikiasifikasikan berdasarkan bentuk base capnya yaitu
1)  Bola lampu model single - end 
Tipe bola lampu ini hanya mempunyai satu base cap yang juga sebagai penghubung ke massa.
Blola lampu singie - end selanjutnya diklasifikasikan ke dalam dua jenis sesuai dengan jumlah dari filament. Single filament pada bola lampu model single - end dan double filament pada bola lampu  single end.
Gambar Jenis bola lampu single - end

Bola larnpu dipasang pada socket dengan menernpatkan pin pada base cap.
Mengganti bola lampu :
tekan bola lampu kedepan socket untuk melepas pin base cap tidak mengunci pada tarikan socket, putar bola lampu tersebut dan tarik keiuar untuk melepasnya.
Memasang bola lampu:
Dalam rnemasang bola lampu yang baru urutannya adalah kebalikan dari cara melepasnya.

 Gambar Mengganti bola lampu
Pin pada bola lampu double filament single - end letaknya tidak segaris (offset) dalam pengaturan tingginya. Hal ini Untuk mencegah kesalahan posisi pernasangan lampu.
2) Bola lampu widge - base (socket gepeng).
Tipe bole lampu ini mempunyai satu filament dan filamennya berhubungan langsung dengan socket terminal.
Gambar Bola lampu wigde - base
Mengganti bola lampu:
tarik bola lampu keluar dengan menggunakan jari tangan 
Memasang bola lampu:
Dorong / tekan bola lampu pada lubang socket.
Gambar Memasang dan melepas bola lampu

3) Bola lampu dengan ujung ganda
Tipe bola lampu ini mempunyai satu filament dan dua base-cap. seperti pada gambar berikut:
Memperbaiki / mengganti bola lampu :
Tekan salah satu den terminal socket dam untuk membuka tarik keluar bola lampu tersebut.
Memasang bola lampu:
Tempatkan salah satu ujungnya ke dalarn lubang kemudian dorong / tekan yang     lainnya sehingga kedua ujung masuk pada lubangnya masing-masing.
Gambar Bola lampu dengan ujung ganda

Sistem kopling

istem kopling yang akan kita bicarakan disini adalah sistem kopling manual yang selanjutnya kita sebut dengan kopling saja.
Berikut ini ditampilkan gambar komponen penting pendukung kopling, secara urut : Fly wheel atau roda gila, Clutch disc atau plat kopling, Clutch cover atau dekrup dan Clutch release bearing atau Drek lahar.
Susunanya di dalam mobil adalah :
Cara Kerja :
Fly wheel atau roda gila meneruskan sekaligus menyimpan energi dari Crank Saft (kruk as) mesin saat mesin hidup (berputar), Plat kopling menjadi satu-satunya perantara tenaga mesin dengan Porseneling kita yang akhirnya tenaga ini akan diteruskan ke Roda. Sedangkan Dekrup bekerja sebagai pengatur kapan tenaga mesin di teruskan dan kapan tenaga mesin tidak diteruskan, hal ini dilakukan oleh kaki kita saat menginjak atau melepas pedal kopling melalui perantara Drek lahar.
Catatan : Dekrup di ikat dengan 6(biasanya) baut terhadap fly wheel. plat kopling menjadi pengisi bagian tengah antara fly wheel dengan dekrup. Pada bagian tengah plat kopling terdapat lubang bergigi yang akan masuk kedalam As blender sebagai penerus tenaga dari plat kopling ke Gearbox porseneleng.
Ketika kaki tidak menginjak pedal kopling
Ketika kaki kita tidak menginjak pedal kopling , dengan melihat susunan diatas maka bantalan dekrup akan menekan plat kopling terhadap fly wheel sehingga seolah olah Fly wheel, plat kopling dan dekrup menjadi satu kesatuan sebagai benda rigid. sehingga apabila fly wheel berputar 10rpm maka demikian pula dengan plat koplingnya. Dengan cara inilah tenaga dari mesin dapat di transfer ke dalam Gearbox porseneleng (melalui as blender) yang pada akhirnya diteruskan ke roda.
Ketika kaki menginjak pedal kopling :
Ketika kaki kita menginjak pedal kopling, maka dreklahar mendorong kuku/ tuas dari dekrup sehingga bantalan dekrup yang menekan plat kopling dan roda gila terangkat. ketika terangkat inilah posisi dikatakan Free / perei. Dimana perputaran dari roda gila tidak di ikuti oleh perputaran dari plat kopling. sehingga tenaga dari mesin tidak sampai pada gearbox perseneleng. Pada saat ini lah perpindahan gigi dari porseneleng dapat dilakukan.Didalam gearbox porseneleng inilah tenaga dari mesin di atur sedemikian hingga sesuai dengan kebutuhan pengemudi melalui rasio gigi.
Masalah Kopling
Susah masuk gigi : hal ini mungkin dapat disebabkan oleh beberapa hal, sebelum dapat mengetahui sumber kerusakan kita harus dapat mengetahui ciri2 atau gejala2 yang terjadi. Gejala2 yang mungkin terjadi antara lain adalah :
  • Susah masuk gigi Vosneling baik saat mesin dimatikan maupun di hidupkan : hal ini berarti terdapat kesalahan pada sistem mekanik pengoper gigi hal ini dapat berupa tongkat yang sudah oblak, sift cable atau kabel gigi yang sudah rusak atau putus atau mekanisme pengoper gigi didalam gearbox.
  • Kopling susah masuk gigi hanya pada saat mesin di hidupkan atau dinyalakan, namun mudah jika mesin dimatikan : dalam hal ini ada 2 kemungkinan kerusakan yang pertama adalah Kerusakan terjadi pada mekanisme pendorong clutch release bearing yaitu : master kopling atas bawah, atau kabel kopling yang masih menggunakan kabel, Fork/garpu kopling retak, bushing fork dan atau clutch release bearing atau drek lahar itu sendiri. Kemungkinan yang kedua adalah kerusakan terjadi pada Clutch cover atau dekrup, biasanya ada ciri2 tambahan jika kerusakan terjadi pada dekrup anda yaitu biasanya akan lebih susah masuk gigi lagi setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh atau kondisi dekrup sudah panas, gigi akan semakin susah di pindahkan.
  • Kopling bergetar saat pertama mau jalan : 90% hal ini terjadi karena penggunaan Clutch disc atau plat kopling yang kurang bagus (pantekan atau imitasi murahan), 10% fly wheel bergelombang.
  • Suara mesin besar (rpm tinggi) tapi mobil ga mau lari (acceleration kurang) : 80% hal ini terjadi karena platkopling anda sudah tipis, dan lebih parah lagi akan timbul bau "sangit" ketika kita memaksa untuk accelerasi. 20% Fly wheel aus atau "legok" hal ini biasanya terjadi karena penggunaan plat kopling yang kurang bagus bahanya (imitasi).
  • Terdengar suara2 dari transmisi : ada beberapa jenis suara yang mungkin timbul dalam transmisi antaralain
    1. Bunyi Clutch release Bearing = bunyi dari drek lahar ini akan terdengar ketika kita menginjak kopling saat mesin hidup, dan akan hilang suaranya ketika kita melepas kopling.
    2. Bunyi Pilot bearing = Akan terdengar saat mesin dihidupkan meskipun kita menginjak kopling atau tidak.
    3. Bunyi pada saat jalan = jika kedua bunyi diatas dapat didengar tanpa pergerakan kendaraan, jenis bunyi yang ketiga ini hanya dapat didengar pada saat kendaraan melakukan pergerakan. Bunyi ini berasal dari bearing didalam gearbox anda.
    4. Bunyi mendesing pada gigi tertentu = hal ini terjadi karena terdapat kerusakan pada pasangan gigi yang bunyi tersebut kemungkinan gigi sudah aus atau rompal sehingga memberikan rongga udara yang dapat menimbulkan bunyi mendesing.
Jika anda mendapati masalah diluar dari gejala yang saya sebutkan mohon bertanya dan berbagi lewat email : disini, agar kami dapat mengembangkan wawasan kami lagi dan dapat menambah artikel ini sehingga berguna bagi yang lain.

Perbaikan Engine Dan Komponen

Komponen-Komponen Engine (Mesin/ Motor)


Hampir semua engine otomotif terdiri dari dua bagian utama-yaitu blok silinder dan kepala silinder (atau kepala untuk sejumlah engine). Kedua komponen dan sistem pendukungnya, seperti system bahan bakar,system pendingin, system kelistrikan, system pelumasan, dsb merupakan bagian tak terpisahkan dari sebuah engine pada kendaraan. Mari kita amati lebih dekat system-system pendukung ini, sekarang kita akan berkonsentrasi pada block silinder dan kepala silinder.

Susunan lengkap pada sebuah engine dapat dilihat pada tampilan berikut !
Perhatikan dengan seksama, dan catat setiap point yang kalian anggap penting / atau membutuhkan penjelasan lanjut oleh guru di kelas.




Block Silinder

Block silinder, atau biasa disingkat block, dan komponen utama yang dipasang di bagian dalam block mempunyai lubang vertikal yang disebut silinder, dimana jumlahnya bervariasi (ada yang 1 silinder, 2 silinder, 3 silinder, dst). Pada saat kepala silinder dipasang, kepala silinder ini dibaut ke bagian permukaan atas dari block dan menutup ujung bagian atas dari silinder. Gasket khusus tahan panas, disebut gasket kepala silinder, dipasang diantara permukaan block dan kepala silinder.



Block biasanya terbuat dari besi tuang atau aluminium. Block mempunyai saluran-saluran tempat aliran pendingin yang berfungsi untuk mencegah engine tidak menjadi terlalu panas. Juga ada saluran-saluran (galleries) yang dicetak di dalam block sebagai tempat aliran oli, yang fungsinya sebagai saluran pelumasan engine.


Crankshaft



Fungsi crankshaft adalah untuk merubah gerak bolak balik piston menjadi gerak putar. Crankshaft ini terletak di bagian dasar dari block engine pada daerah yang disebut crankcase.



Crankshaft disangga oleh bearing dan bearing cap pada tempatnya di dalam crankcase. Bearing ini disebut bearing utama (main bearing). Connecting rods, yang menghubungkan piston dan crankshaft, terikat pada crankshaft dengan menggunakan sejumlah bearing dan caps. Bearing-bearing ini biasanya disebut big end bearing. Bila crankshaft rusak, jurnalnya dapat digerinda dan dipasang bearing baru sebagai pengganti. Bila mengganti bearing perlu diperhatikan apakah crankshaft telah digerinda (under size), sehingga ukuran bearing yang digunakan sesuai dengan kebutuhannya.


Flywheel

Pada kendaraan yang menggunakan transmisi manual (gear box) flywheelnya berukuran besar dan berat yang dibaut ke bagian ujung crankshaft. Ini berfungsi untuk menghaluskan kerja engine dan menyediakan permukaan penggerak untuk kopling. Gigi flywheel dipasang pada dudukannya melalui proses pemesinan. Sebuah roda gigi yang kecil di bagian ujung poros motor starter berhubungan dengan gigi-gigi flywheel pada saat motor starter bekerja. Hal ini akan memutar crankshaft dan menghidupkan engine.
Flywheel pada kendaraan yang menggunakan transmisi otomatis biasa disebut plat penggerak (drive plate). Biasanya lebih tipis dan lebih ringan daripada kendaraan-kendaraan transmisi manual.


Connecting Rod (Batang penyambung)

Seperti halnya beberapa bagian lain di dalam engine connecting rod seringkali dikenal dengan singkatan “con rod”.

Kita telah mengetahui bahwa fungsi con rod adalah untuk memindahkan gaya yang mendorong piston ke bawah ke crankshaft, selama proses langkah usaha. Karenanya agar tidak pecah, con rod haruslah kuat.



Rod (batang) mempunyai dua tempat untuk bearing-bearing. Bearing yang besar ditempatkan pada crankshaft dan bearing yang kecil ditempatkan pada piston. Sebuah pin digunakan untuk menghubungkan piston ke con rod, pin ini disebut piston pin atau gudgeon pin.


Piston



Piston memindahkan tekanan hasil pembakaran campuran bahan bakar dan udara melalui con rod ke crankshaft. Biasanya piston-piston dilengkapi dengan tiga ring di sekelilingnya. Dua ring utama adalah ring kompresi. Ring tersebut menyekat celah diantara piston dan dinding silinder. Ring tersebut dirancang untuk mencegah agar gas bertekanan tinggi dari proses pembakaran mengalir melewati piston.




Bila telah lama dipakai ring menjadi aus dan perlu diganti. Demikian juga silinder bores dapat menjadi aus dan perlu dibor. Untuk alasan tersebut, bila anda menyediakan ring pengganti atau piston dan seperangkat ring, anda perlu memastikan bahwa ukurannya sesuai dengan silinder engine.

Ring ketiga pada piston adalah ring oli. Fungsinya adalah untuk mencegah oli pelumas pada dinding-dinding silinder masuk ke ruang pembakaran. Ring piston yang telah aus di kendaraan seringkali dapat terditeksi melalui emisi gas buang yang berasap. Asap ini disebabkan oleh oli, yang berhasil melampaui piston dan ikut terbakar dalam proses pembakaran.

Gudgeon pin yang menghubungkan piston dengan con rod, memungkinkan rod berayun di dalam piston. Sebagai akibatnya ujung bagian bawah con rod dan crankshaft berputar.


Camshaft

Camshaft dapat ditempatkan apakah di block silinder atau di kepala silinder, sebagian engine memiliki lebih dari satu camshaft. Namun bagaimanapun juga jumlah camshaft pada engine tidak menjadi masalah, demikian juga dengan penempatannya, fungsi dasar dari camshaft adalah sama, yaitu untuk menggerakkan katup masuk dan katup buang yang terdapat pada kepala silinder.



Camshaft digerakkan oleh seperangkat roda gigi yang terdapat di crankshaft, roda gigi ini disebut timing gear. Cara lain digunakan untuk memutar crankshaft dengan menggunakan timing belt dan rantai. Camshaft disangga oleh bearing di bagian depan dan belakang dari crankcase. Poros ini biasanya bentuknya tidak simetris, terdapat tonjolan-tonjolan disepanjang poros. Tonjolan ini disebut cam dan terdapat satu untuk setiap katup. Pada saat camshaft berputar satu benda silindris kecil, yang disebut cam follower (atau kadang-kadang disebut lifter atau tappet), mengikuti bentuk cam, kerjanya bergerak naik turun.



Bila katup yang terbuka adalah katup masuk, bentuk cam dan posisinya pada camshaft akan memastikan bahwa katup benar-benar terbuka pada saat piston bergerak ke bawah di dalam silinder, pada langkah masuk. Bentuk cam menjamin katup benar-benar tertutup pada siklus selanjutnya.
Dengan cara yang sama bila katup yang dibuka oleh cam adalah katup buang, cam akan membuka katup buang pada saat piston bergerak ke atas pada saat langkah buang, yaitu saat piston bergerak ke bagian atas silinder pada saat langkah buang; memungkinkan katup tetap tertutup pada langkah-langkah berikutnya.




Anda dapat melihat pada tayangan di atas, jika katup akan membuka dan menutup pada saat yang tepat adalah sangat penting camshaft digerakkan oleh crankshaft pada kecepatan yang benar sehingga crankshaft harus dipasang dengan tepat, dalam hubungannya dengan crankshaft.


Kepala Silinder


Kita telah singgung sebelumnya bahwa kepala silinder menyekat bagian ujung atas silinder. Ini bukan fungsi satu-satunya, maka kali ini kita akan memeriksa peran pentingnya pada cara kerja engine. Fungsi utama kepala silinder adalah untuk menyediakan ruang dimana campuran bahan bakar dan udara dapat dibakar secara efisien. Hal ini dilakukan dengan menyediakan lubang berbentuk khusus atau ruang yang posisinya berada di atas setiap silinder, saat kepala dibaut ke block.



Kepala silinder juga mempunyai saluran-saluran yang disebut ports. Saluran masuk adalah saluran lewat campuran bahan bakar dan udara ke dalam ruang pembakaran. Saluran buang adalah saluran pembungan gas bekas dari dalam ruang pembakaran ke dalam system pembuangan. Katup-katup masuk dan buang ini ditempatkan sebagai penyekat terhadap ruang pembakaran dan saluran buang, pada saat katup-katup berada posisi menutup. Manifold masuk (intake manifold) dan manifold buang (exhaust manifold), yaitu pipa yang menyalurkan campuran bahan bakar dan membawa gas bekas keluar dari dalam kepala siinder dibautkan ke sisi kepala silinder, sehingga pipa-pipa tersebut segaris dengan saluran.

Roda gigi penggerak katup dipasang pada bagian atas kepala silinder. Katup-katup dapat digerakkan oleh push rod, seperti telah dijelaskan sebelumnya pada bagian ini, atau dengan alternatif lain, yaitu satu atau lebih camshaft dipasangkan langsung pada kepala silinder yang digerakkan oleh rantai atau sabuk dari bagian ujung crankshaft. Bila susunan ini digunakan, engine dikelompokkan sebagai over head camshaft (overhead cam) engine. Sebagian engine disebut sebagai multivalves engine, ini berarti engine memiliki lebih dari dua katup per silinder.

Rabu, 21 September 2011

Sistem rem

brakelayout.jpg
Sistem rem pada kendaraan merupakan salah satu komponen penting keamanan dalam berkendara, tidak berfungsinya rem dapat menimbulkan bahaya, dan ini penting sekali dalam pekerjaan membongkar, memeriksa, menyetel dan memperbaiki serta merakitnya dengan secermat mungkin. Adapun fungsi dari sistem rem itu sendiri adalah :
  1. Untuk mengurangi kecepatan sampai menghentikan kendaraan.
  2. Mengontrol kecepatan selama berkendara.
  3. Untuk menahan kendaraan pada saat parkir dan berhenti pada jalan yang menurun atau menanjak.
buku_informasi0004.jpg buku_informasi0005.jpg
Prinsip kerja sistem rem adalah mengubah tenaga kinetik menjadi panas dengan cara menggesekan dua buah logam pada benda yang berputar sehingga putarannya akan melambat. Oleh sebab itu komponen rem yang bergesekan ini harus tahan terhadap gesekan (tidak mudah aus), tahan panas dan tidak mudah berubah bentuk pada saat bekerja dalam suhu tinggi. Sistem rem mobil diklasifikasikan berdasar :
  • Lokasi pemasangan : pada roda (wheel brake) dan Propeller shaft (center brake)
  • prosedur operasi : Manual type (parking brakes) dan foot pressure brakes (servis brakes)
  • Kontruksi : Internal expansion (drum brakes), external expansion, Disk brakes
  • Mekanisme : Mechanikal types, Hydraulic types, Pneumatic Types, Vacuum types, Exhaust brakes.
Sistem rem hidraulis
Sistem rem hidraulis adalah sistem rem yang mekanisme pemindahan tenaga dari pengemudi menggunakan media fluida (cairan/minyak) untuk melakukan pengereman pada roda. Komponen utama dari sistem rem hidraulis terdiri dari Brake pedal, brake booster, master cylinder, brake pipe, proportioning valve, caliper(tipe disk brake), wheel cylinder (tipe drum brake).
brksconv.jpg
Brake booster
Pada mobil untuk melakukan pengereman pada keempat roda hanya dilakukan pada satu brake pedal, sehingga dapat anda bayangkan betapa beratnya kerja brake pedal untuk memperbesar tekanan dari pengemudi. Oleh sebab itu dibutuhkan komponen tambahan yaitu brake booster yang berfungsi untuk memperingan kerja pedal dengan meningkatkan tenaga pengemudi empat sampai lima kali lipat memanfaatkan kevakuman intake manifold pada saat mesin hidup.
booster.gif                         booster.jpg
Prinsip kerja brake booster memanfaatkan tenaga kevakuman yang di hasilkan oleh intake manifold pada saat mesin hidup, Seperti yang terdapat pada gambar diatas, terdapat 2 chamber (vacuum chamber dan Variable pressure chamber) pada booster yang masing-masing dipisahkan oleh diaphragm. Input shaft(operating rod) berhubungan dengan brake pedal dan mengatur buka tutupnya atmospheric vacuum port yang berhubungan dengan variable pressure chamber. Fulcrum plate menempel pada diaphragm ditahan oleh spring dan berhubungan dengan master cylinder push rod. Kemudian Vacuum connection berhubungan dengan selang vacuum ke intake manifold.
Secara sederhana kerja brake booster yaitu…pada saat mesin hidup vacuum chamber akan terjadi kevakuman karena vacuum chamber dan variable pressure chamber tidak terbuka maka diapragm tidak akan mendorong fulcrum plate. to be  continued dulu yah……..

SISTEM AC


Komponen - Komponen Utama AC Mobil meliputi :

Kompresor ( compresor )
Berfungsi memberikan tekanan pada zat pendingin ( refrigerants ) agar bersikulasi pada sistem. Kompresor ada dua jenis yaitu jenis rotari (gerakan rotor di dalam stator kompresor akan menghisap dan menekan zat pendingin ) dan torak ( untuk menghisap dan menekan zat pendingin dilakukan oleh gerakan torak di dalam silinder kompresor ). Agar kinerja kompresor tidak terlalu membebani mesin dan lebih awet maka dipasangi alat bernama pressure swicth untuk mengatur secara otomatis jalannya kompresor.


Keuntungan kompresor rotari :

*Karena setiap putaran menghasilkan langkah – langkah hisap dan tekan secara bersamaan, maka momen putar lebih merata akibatnya getaran/kejutan lebih kecil.
*Ukuran dimensinya dapat dibuat lebih kecil & menghemat tempat.

Kerugian :

*Sampai saat ini hanya dipakai untuk sistem AC yang kecil saja sebab pada volume yang besar, rumah dan rotornya harus besar pula dan kipas pada rotor tidak cukup kuat menahan gesekan.



Kondensor / Kondensator ( condenser )

Berfungsi mendinginkan atau memperkecil kalor zat pendingin yang telah diberi tekanan oleh kompresor. Pada saat diberi tekanan kompresor suhu zat pendingin menjadi panas, setelah melewati kondensor menjadi dingin dan berubah jadi cair.


Receiver Dryer / Drier

Berfungsi menyerap atau mengeringkan uap air sebagai efek pendinginan zat pendingin dari kondensor.


Katup Ekspansi ( expansion valve )

Berfungsi menurunkan tekanan zat pendingin dari kondensor sebelum masuk ke evaporator, tujuannya agar zat pendingin berfungsi optimal menyerap panas di sekitar evaporator. Bentuk ekspansi ada yang kotak dan kapiler. Hati - hati jangan sembarangan gonta - ganti atau mencampur jenis zat pendingin, sesuaikan dengan spesifikasi AC anda agar sistem terhindar dari kerusakan mengingat karakter zat pendingin berbeda - beda.



Katup Ekspansi ( expansion valve )

erfungsi mengambil panas zat pendingin agar menjadi lebih dingin serta merubahnya menjadi gas. Sepintas mirip kondensor cuma evaporator lebih banyak mengambil panas dibandingkan kondensor. Evaporator diletakkan dalam dashboard mobil dan dilengkapi motor blower atau kipas peniup untuk menghembuskan udara dingin ke dalam kabin mobil. Agar udara yang ditiup bersih maka diperlukan filter untuk menyaring kotoran yang ikut tertiup blower.



Zat Pendingin ( Refigerant )

Dahulu yang umum dipakai adalah freon jenis R - 12 namun karena merusak lapisan ozon maka diganti dengan jenis R 134a yang ramah lingkungan. Namun perlu diketahui AC yang didesain menggunakan zat pendingin R - 12 tidak boleh begitu saja dicampur atau full diganti R 134a tanpa mengganti beberapa sparepart sistem AC dan jenis oli kompresor. Hal ini mengingat molekul R 134a lebih kecil dari R - 12. Kalau anda memaksakan mencampur tanpa mengganti spare part dan oli kompresor maka dipastikan kompresor macet / rusak serta sering freon habis karena bocor. Oli kompresor R - 12 adalah ND-OIL6 (mineral oil) atau ND-OIL7 sedangkan Oli kompresor R134a adalah ND-OIL8 (synthetic oil) atau ND-OIL9.